SRAGEN – Pelayanan publik bukan hanya soal prosedur dan administrasi, melainkan juga tentang menjalin komunikasi dari hati ke hati. Inilah filosofi yang diusung oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sragen melalui program “Polantas Menyapa”, yang kali ini dilaksanakan oleh Duta Pelayanan Samsat dengan pendekatan sosialisasi yang mendalam dan sarat empati.
Petugas Samsat tidak lagi sekadar menjelaskan alur, tetapi menggunakan bahasa yang menyentuh untuk mengajak Wajib Pajak (WP) memahami arti penting ketaatan membayar pajak bagi pembangunan daerah dan keselamatan berkendara.
Di tengah keramaian loket, petugas Duta Pelayanan Samsat menyapa setiap WP dengan kehangatan. Sosialisasi yang disampaikan berfokus pada dua poin utama: kemudahan proses dan dampak positif pajak. “Bapak/Ibu, pajak yang Anda bayarkan bukan sekadar kewajiban, ini adalah bekal kita bersama. Setiap rupiah kembali menjadi jalan mulus, penerangan di malam hari, dan jaminan masa depan yang lebih baik untuk anak cucu kita,” demikian tutur salah satu petugas dengan nada persuasif dan bersahabat.
Interaksi personal ini mengubah suasana pelayanan dari transaksional menjadi edukatif dan humanis. Petugas sabar mendengarkan keluhan dan kebingungan WP, kemudian memberikan solusi serta panduan prosedur yang sederhana dan mudah dipahami.
Sosialisasi ini secara khusus menekankan transparansi biaya resmi (PNBP) dan menolak keras praktik percaloan. Duta Pelayanan memastikan WP mengetahui hak dan kewajiban mereka secara utuh, menanamkan kesadaran bahwa proses yang benar adalah bentuk integritas diri. Dengan bahasa yang lembut namun tegas, petugas Samsat Sragen berkomitmen melindungi masyarakat dari informasi yang menyesatkan.
Melalui sosialisasi berjiwa ini, Satlantas Polres Sragen bertekad menunjukkan wajah Polri yang humanis, melayani, dan bersahabat. Program “Polantas Menyapa” di Samsat menjadi bukti nyata komitmen untuk menciptakan lingkungan pelayanan yang nyaman, informatif, dan mampu membangun ikatan emosional positif antara kepolisian dengan masyarakat sebagai mitra pembangunan daerah.
